Senin, 14 September 2015

Profil Pendiri Kaskus

Diposting oleh haitriana di 14.01 0 komentar
Profil Andrew Darwis
Andrew Darwis merupakan pendiri (founder) komunitas online terbesar di Indonesia, Kaskus lewat situs Kaskus.us yang sekarang ini mempunyai lebih dari 5 juta member. Andrew menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Darta Media Indonesia (Kaskus), sekaligus sebagai pemilik (owner) Kaskus Network lewat PT Darta Media Indonesia sampai tahun 2013, sebelum akhirnya dijual.

Nama : Andrew Darwis
Lahir   : 20 Juli 1979
SD      : Tarakanita Pluit Jakarta
SMP   : Tarakanita Pluit Jakarta
SMA   : Gandhi National School, Ancol ’98 Jakarta
Universitas : Universitas Bina Nusantara ( Binus ) 1998
Universitas : Multimedia & Web Design, Art Institute of Seattle, 1999-2003
Universitas : Computer Science, City University 2004-2006
Agama : Katolik


Kisah sukses Andew dalam mendirikan KasKus tercetus dari sekedar hobi sebuah komunitas kecil berjumlah tiga orang yang ternyata di kemudian hari berkembang menjadi raksasa seperti sekarang ini.
Dulu impian untuk menjadi seperti saat ini bisa saya katakan mustahil akan tercapai…namun cita-cita itu tetap saya pendam dan saya jadikan pelajaran.” ,ujarnya.
Agar tak terlalu membebankan orang tuanya, putra pasangan Antonius Darwis dan Nancy Amidjoyo ini bekerja paruh waktu pada dua perusahaan web design di Jakarta, yakni kemana.com dan indotradezone.com. Per bulannya ia menerima gaji sebesar Rp 500 ribu yang kemudian digunakan untuk menutupi biaya kuliahnya. Andrew kemudian membuat portal di internet yang berisi berita. Namun ia merasa hal tersebut tak ada keuntungannya, malah ia merasa membuang-buang waktu. Dari kegagalan itu, muncul ide yang sederhana. Ide tersebut menawarkan sebuah barang yang ia punya dengan harga yang ia inginkan tampil di portal.
Sedikit demi sedikit, Andrew memperoleh keuntungan meskipun masih tak mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri. Setahun kuliah di Binus, Andrew memutuskan berhenti karena ia ingin menemukan sekolah yang lebih fokus mendalami ilmu website. Atas saran teman, Andrew memutuskan hijrah ke Amerika Serikat guna melanjutkan kuliahnya di Art Institute of Seattle jurusan Multimedia & Web Design.
Semasa kuliah itulah, ide pembuatan sebuah situs yang diperuntukkan sebagai forum komunikasi mahasiswa Indonesia di luar negeri mulai muncul dalam benaknya. Pada 6 November 2000, bersama dua sahabatnya sesama WNI yang juga kuliah di Seattle, yakni Ronald Stephanus dan Budi Dharmawan merintis forum KasKus.us, yang berasal dari kata Kasak-Kusuk. Awalnya forum tersebut hanya memuat berita-berita seputar kejadian di Indonesia. Namun latar belakang ilmu jurnalis yang tak memadai, mereka kerepotan menulis berita. Ujungnya, mereka hanya mencari berita berbahasa Inggris tentang Indonesia dari internet .
Tiap hari berita itu diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. Hal seperti itu berlangsung selama tiga tahun. Selama masa itu, anggota Kaskus belum mengalami peningkatan. Membayar biaya sewa hosting, mereka harus mengeluarkan US $ 8 (Rp 80 ribu, kurs Rp 10.000 per dolar AS, red) per bulannya. Bahkan, untuk menggaet anggota satu orang saja, butuh waktu lama. Dalam seminggu mereka hanya mampu mengundang paling banyak tiga orang. Kondisi itu bertahan selama mereka sekolah dan bekerja di AS.
Tiga tahun berjalan tanpa keuntungan, akhirnya membuat dua rekan Andrew ( Ronald dan Budi ) menyerah dan mundur di tengah jalan. Ditinggalkan kedua rekan seperjuangannya, tidak lantas membuat semangat Andrew untuk terus membesarkan KasKus mengendur, Apalagi ia mendapat dukungan dari teman dekatnya Ken Dean Lawadinata ( CEO Kaskus Networks sampai tahun 2013 ).
Setelah menyelesaikan kuliah di Amerika, Andrew sempat bekerja di perusahaan IT yang gajinya lumayan besar dengan fasilitas yang lengkap. Namun akhirnya ia memutuskan kembali ke Indonesia untuk mengelola situs komunitas KasKus itu. Dari sebuah kantor di kawasan Jakarta awal 2008, Andrew bersama sahabatnya bahu membahu mengelola
KasKus. Dua bulan berselang, KasKus resmi menjadi perusahaan profesional dengan nama PT Darta Media Indonesia.
Pada enam bulan pertama sejak menjadi perusahaan profesional, perkembangan KasKus masih jauh dari yang ia harapkan. Jangankan menggaet pemasang iklan, mencari anggota saja masih sulit. Andrew dan Ken melakukan promosi besar-besaran dengan menggelar berbagai event. Tak tanggung- tanggung, mereka menghabiskan uang sekitar Rp400 juta. Dana didapat dari orangtua Ken. Hasilnya lagi-lagi belum sesuai yang diharapkan. Orangtua Ken mengatakan : “Gila lu, habis ratusan juta tapi nggak ada hasil?” kenang Andrew. Tak hanya itu, KasKus juga nyaris ditutup pemerintah, karena dianggap sebagai situs porno. “Papa Ken sempat marah ke kami karena dikira kami buka situs porno.” kata Andrew.
Diterpa berbagai kesulitan itu, Andrew dan Ken tak memiliki dana lagi untuk promosi. Namun, mereka tak patah arah. Sambil terus berbenah, Andrew dan Ken memutar otak untuk bangkit. Akhirnya, mereka menemukan cara yang kreatif ketika melihat ada anggota dari kalangan selebritis. Andrew kemudian mencetak baju bertuliskan KasKus dan meminta bantuan artis untuk memakainya. “Kami foto si artis, lalu masukkan ke situs komunitas ini.” ujar Andrew. Hasilnya, KasKus makin dikenal. Anggotanya terus berkembang dan pemasangan iklannya juga terus bertambah. Pertengahan 2008, member KasKus mancepai 360.000-an, dan 17 Agustus 2008 menggaet hingga 1,2 juta member sampai akhir tahun 2008. Bahkan, per 21 Januari 2011, mencapai 2,5 milyar member.
Konten yang ditawarkan KasKus pun kian bervariasi. Termasuk konten Jual Beli dan Lounge sebagai konten terfavorit yang dikunjungi kaskuser.
Para kaskuser yang berasal dari seluruh pelosok Indonesia itu bisa memanfaatkan konten ini untuk transaksi bisnis online. Dalam sehari saja, 80 ribu daftar barang diinputkan dalam forum jual beli (FJB). “Transaksi perbulan mencapai 203 milliar dari 20 jenis barang teratas yang paling diminati, belum termasuk jenis barang lainnya.” kata Andrew.
Andrew pun membuka rahasia jenis barang yang paling banyak dicari di internet, seperti kendaraan roda empat dan dua, barang elektronik, pakaian, kebutuhan rumah tangga, aksesoris dan beragam kebutuhan perempuan, anak-anak dan lainnya. “Karena terus bertumbuh , pemasukan iklan ke perusahaan pun mengalir, awalnya pemasang iklan sulit didapat, karena banyak perusahaan yang tidak mengenal KasKus.” jelas Andrew.
Berkat usaha keras dan upaya mengenalkan Kaskus ke publik secara terus menerus, perusahaan-perusahaan pemasang iklan meningkat dan banyak yang masuk daftar tunggu. Penghasilan iklan per bulannya pun sudah mencapai hitungan puluhan milyar rupiah. Walau sudah untung, Andrew menolak perusahaannya akan menomorsatukan iklan. Apalagi, kepercayaan jutaan orang terhadap KasKus sebagai forum komunitas paling nyaman dan bebas bersuara. Andrew ingin kaskuser terus menikmati kenyamanan. Kepercayaan jutaan kaskuser itu pula yang membuat Andrew optimistis, perkembangan Kaskus akan semakin cemerlang. Apalagi pemerintah telah berkomitmen untuk terus meringankan biaya internet dan memasyarakatkan internet hingga daerah-daerah terpencil sekalipun. Ini tentu berperan besar bagi pertumbuhan bisnis dan layanan KasKus.


Penghargaan
1.) 2005, 2006: The best Indonesian Communities versi Alexa.com dan Wikipedia .
2.) 2008: Oleh Microsoft : KASKUS Web Site that recognized as Indonesia Inovative Top Web Site (2008)
3.) 2009: Oleh Indosat : KASKUS – The Online Inspiring Award 2009
4.) 2009: Oleh Presiden RI : KASKUS – The Big Place Market 2012




 

Haitriana Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea